MEMELIHARA SHILATURRAHIM
Oleh: Dr. Ahmad
Rivauzi, MA
A. Pengertian
Kalimat silaturahmi berasal dari bahasa Arab, dua kata shilah yaitu,
alaqah (hubungan) dan kata al-rahmi yaitu, al-qarabah
(kerabat) atau mustauda al-janin artinya “rahim atau peranakan”.
(Al-Munawwir, 1638, 1668)
Kata al-rahim seakar dengan kata al-rahmah dari kata rahima
“menyayangi-mengasihi”. Jadi secara harfiyah, shilaturahim artinya
“Menghubungkan tali kekerabatan, menghubungkan kasih sayang”.
Al-Raghib
mengkaitkan kata rahim
dengan rahim al-mar’ah (rahim seorang perempuan) yaitu
tempat bayi di perut ibu. Bayi itu disayangi pada saat dalam perut dan menyayangi orang lain setelah
keluar dari perut ibunya.
Abdurrahman ibnu 'Auf berkata bahwa dia
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ
اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ
"Allah ’azza wa
jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku
mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga
haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya."
(HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).
Kata rahim diartikan “kerabat” karena kerabat itu keluar dari satu
rahim yang sama. Ini memberi isyarat bahwa rahmah-rahim
mengandung makna al-riqqatu (belas-kasihan) dan al-ihsân (kedermawanan, kemurahan hati).
Sejalan dengan pendapat Abdurrahman Faudah yang menyebutkan, “rahmah adalah belas kasihan dalam hati
yang menghendaki keutamaan dan kebaikan”.
Dengan makna di atas, secara harfiyah arti silaturahmi dapat dikatakan pula, menyambungkan kasih-sayang atau kekerabatan yang menghendaki kebaikan. Dan secara istilah makna silaturahmi, antara lain dapat dipahami dari apa yang dikemukakan Al-maraghi (1971, V:93) yang menyebutkan, “Yaitu menyambungkan kebaikan dan menolak sesuatu yang merugikan dengan sekemampuan”.
Dengan makna di atas, secara harfiyah arti silaturahmi dapat dikatakan pula, menyambungkan kasih-sayang atau kekerabatan yang menghendaki kebaikan. Dan secara istilah makna silaturahmi, antara lain dapat dipahami dari apa yang dikemukakan Al-maraghi (1971, V:93) yang menyebutkan, “Yaitu menyambungkan kebaikan dan menolak sesuatu yang merugikan dengan sekemampuan”.
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللّهُ بِهِ
أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الحِسَابِ ﴿٢١﴾
Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa
yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan
takut kepada hisab yang buruk. (QS. Al-Ra’du, 13:21)
Terhadap
lafadz yashiluna para mufashir, seperti Al-Maraghi (V:93) Mahmud Hijazi
(II:228) dan Shawi (II:336) Jalaludin al-Syuyuthi (IV:637) tidak berbeda
pendapat, bahwa yang dimaksud adalah yashiluuna arrahmi menyambungkan
kekerabatan, kasih sayang yang merupakan haq semua hamba.
Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
لَيْسَ الْوَاصِلُ
بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
”Seorang yang menyambung silahturahmi
bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan
tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali
menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR.
Bukhari no. 5991)
Abu Hurairah berkata:
"Seorang pria mendatangi Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya punya
keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturrahmi dengan mereka, mereka
berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik
berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah
hati pada mereka". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
"Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah
engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan
senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no.
2558)
B. Shilaturrahim dalam
Al-Quran dan Hadits
1. Perintah
bertaqwa dan menjaga shilaturrahim
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم
مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ
إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً ﴿١﴾
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa’, 4: 01)
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ
تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ
الرَّحِمَ
"Sembahlah Allah, janganlah berbuat
syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali
silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)." (HR. Bukhari no. 5983)
2. Allah melaknat
dan Menyegerakan Hukuman bagi Orang yang berbuat kebinasaan dan memutus
shilaturrahim
فَهَلْ
عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا
أَرْحَامَكُمْ ﴿٢٢﴾
أُوْلَئِكَ
الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ ﴿٢٣﴾
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu
akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang-orang yang dila`nati
Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.
(QS. Muhammad, 47: 22-23)
Dari Abu Bakroh, Rasul shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ
أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى
الدُّنْيَا - مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ - مِثْلُ الْبَغْىِ
وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
"Tidak ada dosa yang
lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini]
-berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui
batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)"
(HR. Abu Daud no. 4902, Tirmidzi no. 2511, dan Ibnu Majah no. 4211, shahih)
3. Pemutus tali silaturahmi tidak
akan masuk surga
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ
مُطْعِمٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا
يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ ) يَعْنِي قَاطِعَ رَحِمٍ )مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ(
Dari Jubair Ibnu Muth'im Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga seorang pemutus, yaitu
pemutus tali kekerabatan." Muttafaq Alaihi.
4.
Menjaga Shilaturrahim akan melapangkan rizki dan memanjangkan umur
Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ
) من أحب( أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ
، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ( اي يؤخر له فى اجله وعمره) ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Siapa yang suka dilapangkan rizkinya
dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi." (HR.
Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata,
مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ،
وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ
"Siapa
yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan
diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya."
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)
Rasulullah juga pernah bersabda
من
كان يؤمن بالله واليوم الخر فليكرم ضيفه من كان يؤمن بالله واليوم الخر فليصل رحمه
ومن كان يؤمن بالله واليوم الخر فليقل خيرا او ليصمت (متفق عليه)
“siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka hormatilah tamu. Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
haruslah silaturahmi, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka
bicaralah yang baik atau diam”.
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat. (QS.al-Hujurat ayat 10)
5.
Pemelihara Shilaturrahim disayangi Allah
الراحمون
يرحمهم الرحمن ارحموا من فى فى الارض يرحمكم من فى السماء
“Orang-orang yang menyebarkan kasih sayang, mereka selalu diberikan kasih
sayang oleh yang Maha Penyayang. Maka Sayangilah mereka yang ada di bumi, maka
makhluk yang ada di langit akan menyayangimu.